“Kepriben kiye, bensin pada laka? Kowen sih milih
Jokowi.” Begitu kata seorang tetangga yang kebetulan ketemu di SPBU saat sama-sama
mau mengisi bensin. Bahasa lokal itu kalau dibahasa-Indonesiakan bisa jadi
begini: Bagaimana ini, bensin nggak ada. Kamu sih milih Jokowi. Haha...bisa
jadi itu cuma kelakar untuk membuat suasana jadi ceria, tapi ternyata pada
kesempatan yang lain dalam suasana yang sama bergerombol di SPBU yang sudah tak
menjual BBM apapun seloroh tentang Jokowi yang disangkutpautkan dengan kelangkaan
BBM muncul lagi. Bahkan ternyata di beranda facebook lebih parah, para
pendengki itu menulis status bahwa Jokowi presiden tidak bisa kerja, baru jadi
presiden sudah bikin rakyat susah.
BBM (Bahan Bakar
Minyak) memang sedang bikin jengkel warga pantai utara Jawa pada tiga hari
terakhir. Dari cerita langsung maupun dari berita, sekitaran Cirebon sampa
Tegal pelanggan premium khususnya mengalami kesulitan mendapatkan bensin murah
itu. Di sekitar tempat tinggal saya di Brebes tak cuma premium yang langka, bahkan pertamax
dan solar pun sulit untuk mendapatkannya.
Saat tersedia warga langsung berebut membelinya bahkan sampai harus menunggu
giliran pengisian sampai tengah malam, itupun belum tentu kebagian.
Konon sedang ada
pembatasan karena kuota BBM bersubsidi habis, jadi mungkin tak cuma di sekitar
daerah yang saya sebut di atas, tapi seluruh Indonesia sedang mengalami hal
serupa. Khusus untuk daerah sekitar desa saya kelangkaan seperti sekarang
adalah yang pertama. Maka tak aneh di SPBU dalam kerumunan massa ada saja
muncul ucapan-ucapan seru dari
orang-orang yang jengkel. Mereka yang umumnya tak paham masalah bisa asal cuap
atau menuding siapapun untuk disalahkan.
Entah jika
kenyataan ini berlangsung lama karena pemerintah berlaku seperti biasa— lambat
dalam mengambil kebijakan dalam mengatasi masalah rakyat. Saya berharap ada
tindakan cepat, karena saya yang mengalami langsung dan sudah dua hari
bolak-balik ke beberapa SPBU tak pernah ketemu BBM apapun, benar-benar merasakan
kegelisahan warga yang luar biasa. Karena kebutuhan warga pada BBM tak sekedar
untuk mengisi tangki sepeda motor, namun juga untuk mengisi pompa air yang jadi
alat utama dalam mengairi sawah mereka. Sedangkan beberapa SPBU dalam situasi
yang ada tak melayani pembelian dengan derigen.
Kalau sekedar
menyalahkan Jokowi mungkin tak jadi soal bagi beliau yang sudah biasa difitnah,
tapi kalau kemudian mereka yang ingin negara ini kacau memanfaatkan situasi
sulit ini untuk membuat kerusuhan massal, bisa kian bobrok negara ini. Saya
saksikan orang-orang mendorong motor mereka karena mogok kehabisan bensin,
sementara mereka yang antri berjam-jam banyak juga yang tak mendapat jatah,
padahal ketergantungan mereka pada BBM seakan tak bisa lagi ditawar. “Lebih
baik perang kalau begini!” begitu yang saya dengar tadi pagi dari mulut seorang
lelaki tua yang sepertinya akan mendorong sepeda motornya.
4 komentar:
ckckckck.....
bagus deh kalo gitu
ckckckck.....
bagus deh kalo gitu
Tantangan serius buat kabinet baru, jangan sampai kita malah lebih sengsara dengan masalah BBM langka.
Salam dari Pulau Dollar
Kalo disini sih ya masih normal2 aja pasokan bbm, paling solar aja yg dibatesin... mbuh salahe sopo, nyalahin jokowi lha dek'e rung dadi presiden, nyalahin sby lha dek'e wes arep pensiun.... hahaha...
Posting Komentar