Selasa, 05 Maret 2019

Nakoba, Teler, Terangkap Deh


Lagi seorang selebritas dari dunia politik menggemparkan media massa, seorang politikus dari Partai Demokrat yang beberapa waktu terakhir namanya jadi berita di koran-koran nasional dan jadi gunjingan di medsos, Andi Arief tertangkap atau ditangkap karena masalah narkoba. Mengejutkan walau tidak mengagetkan (entah apa maksudnya ini). Saya terkejut saat pertama membaca beritanya, tapi sejenak saya sudah menganggap ini kasus yang bisa menimpa siapa saja kapan saja. Dia bukan yang pertama dari kalangannya yang terjerat masalah seperti ini.


Bagi saya yang tak pernah sekalipun mabuk, entah karena narkoba atau minuman, prilaku mereka yang suka mabuk-mabukan jelas membingungkan. Walau begitu saya menyadari bahwa banyak dari mereka yang memanfaatkan barang-barang yang memabukkan itu memiliki alasan. Seseorang yang hidup penuh tekanan dan hampir sulit untuk lepas dari beban yang ditanggungnya setiap hari, mungkin bisa terbantu oleh benda seperti narkoba ini. Meskipun pada kenyataannya lebih banyak mereka yang mabuk-mabukan cuma karena terjebak keadaan.

Beberapa hari lalu saya ikut nimbrung dengan anak-anak esde yang asyik ngobrol atau lebih tepatnya bertanya sekaligus bercerita. Seorang anak bertanya pada temannya yang masih kelas tiga esde tentang pengalamannya teler setelah minum Antimo sekaligus beberapa sachet. Setelah  yang ditanya pergi, anak-anak yang masih ngumpul pun membicarakan --sambil tertawa-- peristiwa yang sehari sebelumnya mereka alami. Anak-anak esde mabuk bukan sesuatu yang aneh sekarang, mereka sudah akrab dengan Komix dan yang sejenis yang belakangan telah jadi tren (entah siapa yang memulai).

Anak-anak mabuk pasti karena pergaulan, mereka sangat mungkin tidak pernah ingin mabuk atau butuh teler untuk lepas dari beban hidup. Mereka ikut-ikutan teler karena lingkungan tempat dia bermain telah terbiasa dengan teler-teleran. Lalu apakah orang dewasa yang teler bisa melakukan kegiatan telernya itu bukan karena pergaulan? Mungkin saja, seperti pengalaman saya menyukai musik metal dan senang baca buku atau nge-blog, semua itu tumbuh dalam kesendirian. Dalam pergaulan di desa hampir tigapuluh tahun lalu tak ada teman yang suka nge-rock dan senang baca buku, tapi saya bisa suka Nirvana hanya karena kebetulan menonton videonya saat menunggu tayangan sepakbola di TVRI dan hingga kini saya bisa bicara panjang lebar tentang musik rock dengan sumber dari membaca yang kegemaran membaca saya pun tumbuh kembang di tengah manusia-manusia yang suka mengolok-olok orang membaca.

Jadi mungkin saja orang kecanduan narkoba karena merasa butuh karena mendapat informasi lalu mencari dan mengonsumsi secara sembunyi-sembunyi. Dan kita tahu kini narkoba sudah merajalela, menyebar di mana-mana, menyasar siapa saja tak peduli miskin atau kaya, butuh atau tidak. Sekarang Andi Arief tertangkap, yang lain tinggal menunggu giliran saja karena saya yakin banyak dari mereka yang tukang teler. Istilahnya, nunggu sial. Biar sembunyi-sembunyi dan hanya Tuhan yang tahu kebiasaannya itu, kalau sudah waktunya karena Tuhan tahu maka Si Sial pasti datang juga.

Semoga saya dan anda yang baca tulisan ini selalu bahagia, sehingga tak lagi perlu narkoba karena sayang bahagia diabaikan walau sejenak dengan mabuk atau teler.



Tidak ada komentar: