Ramai-ramai orang mendukung Audrey gadis yang beberapa waktu lalu jadi
korban penganiayaan di kalangan ABG (Anak Bapak-ibu Gebleg) Kalimantan itu.
Sampai banyak artis sok peduli dan kini kasusnya bahkan melebar ke pemilu
dimana salah seorang pelaku konon anak seorang calon anggota legislatif. Entah
seperti apa kejadian yang sebenarnya, yang jelas kini ada keterangan yang
berbeda dari kabar liar di media sosial. Sebelumnya dikatakan pengeroyok
berjumlah belasan dan alat kelamin korban dirusak, tapi hasil otopsi menyangkal
adanya kerusakan bahkan badan korban pun bersih dari luka dan lebam.
Alhamdulillah saya tak latah sebar tagar #JusticeForAudrry karena merasa tak paham betul duduk perkaranya dan
tujuannya apa, apalagi media sosial sekarang ini sudah sesak dengan kebohongan.
Kalau soal bullying dan aksi
kekerasan fisik di kalangan pelajar hampir setiap hari bisa ditemui di
mana-mana –apalagi di zaman orang tua dikepung stress lalu sibuk cari senang
sendiri. Dan itu artis-artis pada ikut-ikutan, apa pedulinya mereka dengan
nasib buruk dan penderitaan orang lain, bukankah mereka dengan segala
tingkah-polahnya yang justru membuat tatanan hidup makin rusak dan sulit
dibenahi?
Semangat menghukum para pelaku yang
sama-sama ABG juga bukan sesuatu yang semestinya. Kalau harus ada yang disalahkan
tentunya adalah para orang tua mereka. Orang-orang tua Jaman Now yang sibuk cari senang sendiri itu benar-benar telah jadi
perusak anak-anak. Menggunakan fakta di depan mata saya yang hidup di kampung
saja, anak-anak balita sudah mainan pokoknya smartphone, lalu yang usia sekolahan tak pegang “mainan pokok
anak-anak balita” itu sudah pasti jadi sasaran olok-olok. Kemudian ketika orang
tuanya dengan cara apapun membelikan anaknya gawai, masalahnya jadi semakin
rumit.
Sedikitnya contoh kebaikan, tak ada
lagi teladan, televisi banjir acara hura-hura adalah sedikit dari masalah serius
kita saat ini. Anak-anak bicara kasar, berani pada guru dan tak menghormati
orang tua menjadi bagian dari kita kini bukan hasil simsalabim. Sekarang hidup makin ruwet, tak akan terurai keruwetan
ini dengan menghakimi dan menghukum, apalagi yang dihukum juga korban. Lalu
harus bagaimana?
Ya harus bagaimana? Saya bukan orang
pandai, bukan ahli apapun, jadi ya harus bagaimana itu tadi. Semoga pemilu yang
katanya untuk memilih orang-oang terbaik yang akan mengelola bangsa nanti, yang
akan berlangsung sepekan lagi benar-benar bisa diharapkan dengan menghasilkan
manusia-manusia yang bukan bagian dari masalah negara dan bangsa. Terus…bagaimana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar