Selasa, 16 Oktober 2018

JANGAN UNDANG BENCANA, BRO!


Sembrono dan tidak peduli lingkungan. Saya kira sebutan itu tidak berlebihan untuk prilaku warga di musim kemarau ini yang  membakar sampah asal-asalan. Sselain membuang sampah ke sungai, belakangan saya perhatikan warga juga membakari dedaunan dan rumput kering di sembarang tempat. Saya juga sering membakar sampah di pekarangan rumah, tapi dikumpulkan terlebih dahulu sebelum dibakar. Juga tak dibiarkan begitu saja, karena bisa ssaja ada api diterbangkan angin dan membakar rumah.



Yang saya risaukan adalah membakar sampah tanpa bertanggungjawab menjaganya. Beberapa hari lalu di desa saya pekarangan yang dipenuhi pohon bambu terbakar tanpa diketahui siapa pembakarnya. Pekarangan seluas dua kali lapangan sepakbola yang bersebelahan dengan area pemakaman itu dijalari api selama beberapa jam. Sampah dauh bambu kering dipastikan habis, tapi banyak pohon bambu ikut terbakar dan mati tentunya. Untungnya kebakaran tidak menjalar sampai ke rumah warga.

Mungkin saja orang-orang itu yang membakari daun dan rumput kering sudah memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi, namun alangkah baiknya kalau sampah yang mau dibakar itu dikumpulkan. Pohon-pohon yang terbakar pun walau tak hangus seluruhnya dan tidak mati, juga merupakan makhluk hidup yang harus dijaga. Apalagi kalau bakar-bakarannya di pekarangan milik orang lain.

Kasus kebakaran hebat yang berawal dari laku sembrono sudah banyak terjadi. Di desa yang rumah warganya belum terlalu berhimpitan memang jarang terjadi kebakaran seperti di kota besar yang bisa menghanguskan ratusan rumah, tapi sikap asal-asalan jika terus menjangkiti warga suatu saat bencana besar  pasti akan tiba. Pemerintah mestinya melihat kemungkinan adanya bencana-bencana yang menimpa warga, jadi harusnya memiliki program penyadaran yang terpadu. Bencana alam yang kini rutin terjadi bisa saja disusul dengan bencana-bencana yang muncul karena kecerobohan manusianya.

Membuang sampah di sungai, tak adanya tempat pembuangan sampah, anak-anak tak diajari peduli lingkungan, orang tua sibuk mencari uang, pejabat lalai pada tanggungjawab, uang negara tidak kembali ke rakyat adalah sedikit masalah yang perlahan tapi pasti akan mendatangkan bencana besar. Mari kita sadar, bencana datang tanpa permisi, tapi… sinyalnya bisa dikenali.

2 komentar:

Saleho mengatakan...

namanya bencana
bisa jadi ujian
cobaan dan sebagainya bahkan hukuman

Muhammad A Vip mengatakan...

DAN BISA JUGA BENTUKNYA SESUATU YANG MENYENANGKAN YA KANG?