Senin, 07 Juni 2010

Restorasi Indonesia: Apa Itu?

"Restorasi bahasa apa sih?" tanya seorang teman beberapa saat lalu. Pertanyaannya berkaitan dengan digunakannya istilah itu sebagai tajuk dalam acara Simposium Nasional yang diadakan oleh Nasional Demokrat pada awal bulan lalu (1-2 Juni 2010) di Hotel Borobudur Jakarta. Nasional Demokrat atau disingkat Nasdem adalah sebuah organisasi massa yang diprakarsai oleh salah seorang tokoh nasional Surya Paloh.

Ya, restorasi itu bahasa apa ya? Entahlah, tapi kujawab, "Itu bahasa Indonesia. Serapan dari bahasa asing: restoration." Sama halnya kata reformasi, revolusi itukan bahasa asing yang di-Indonesiakan. Soal apa makna restorasi itu, cari saja di kamus.

Entah istilah yang keberapa restorasi ini. Istilah yang digunakan sebagai semacam mantra untuk mengubah bangsa yang sulit menemukan perbaikan keadaan ini. Dulu ada kata revolusi, bergema hebat. Lalu menyusul reformasi, dirayakan sedemikian rupa. Kini restorasi dicoba dipopulerkkan untuk dirapal setiap hari,  entah bagaimana kelanjutannya.

Negri ini memperihatinkan, bisa jadi. Tapi apakah kenyataan yang ada saat  ini merupakan fenomena baru? Kalau mencermati apa-apa yang terekam dalam memori sejarah yang tersimpan di kepala, rasanya ini merupakan ciri kita sebagai bangsa sudah sejak lama. Orang-orang miskin terbengkalai dan mereka menerima saja sebagai kenyataan hidup, bahkan ketika nyata-nyata mereka ditindas dan dihinakan oleh sebagian kecil dari mereka yang berkedudukan dan banyak harta. Orang-orang berlomba menjadi penguasa dengan berbagai cara.

Banyak koruptor dan penjahat pun semenjak dahulu sudah jadi ciri bangsa ini. Bunuh-membunuh, rebutan kekuasaan, penghianatan adalah hal-hal yang mudah untuk ditelusuri jejak keberadaanya di masa lalu. Sampai ada yang menanyakan jangan-jangan nenek moyang bangsa ini adalah sekumpulan penjahat buangan, para bajak laut. Perlu dipikirkan memang, kita tak mungkin terus-terusan mematut-matut diri menganggap diri sebagai sosok-sosok kesatria terhormat.

Kegelisahan orang-orang yang merasa peduli dengan kondisi negri ini sepertinya hanya karena mereka melihat persoalan yang ada dengan perspektif yang tidak membumi. Mereka tidak mau mengakui kenyataan. mereka ingin menyalahkan karena takut disalahkan. Atau entahlah.

Jadi Restorasi itu apa dan mengapa, nggak penting rasanya. Yang penting adalah menunggu datangnya istilah baru apa lagi yang akan muncul setelahnya. Relokasi?

Tidak ada komentar: