Senin, 05 April 2010

Tidak Beradab

“Tidak beradab....” canda seorang aktor monolog ketika di tengah aksinya dalam sebuah pertunjukan suara hape tiba-tiba menyeruak mengganggu kekhusyukan. Seniman itu menyikapinya dengan bercanda, tapi pasti banyak yang ingin memaki sebagaimana saya. Karena bagi saya dan mungkin bagi banyak orang, hal ini sangat menjengkelkan. Sedang konsentrasi menikmati pertunjukan, tiba-tiba harus terganggu oleh sesuatu yang semestinya tidak terjadi karena telah ada peringatan sebelumnya.

Peristiwa semacam itu sebenarnya sering terjadi, penulis sering mengalaminya dalam banyak acara, tapi hingga kini tak juga mudah memakluminya. Dalam acara sholat berjamaah yang merupakan acara rutin dan peringatan untuk menonaktifkan hape tidak hanya dalam bentuk lisan tapi tulisan yang ditempel di dinding-dinding musholla atau mesjid, peristiwa itu selalu saja terjadi. Haruskah dimaklumi hal semacam ini? Entahlah, nyatanya orang lebih banyak diam menyikapinya meski dibuat dongkol olehnya. Mungkin karena mereka juga tak mematikan juga hape miliknya.

Pernah dalam sholat maghrib berjamaah di kampung, sebuah hape yang diletakan di atas sajadah berbunyi nyaring sejak rokaat pertama sholat sampai salam, entah seperti apa nasib sholatku karena sepanjang sholat pikiranku tertuju ke bunyi itu. Berharap waktu itu imam berkomentar atau mencoba menasehati si pemilik hape seusai sholat, tapi harapan itu sia-sia. Entah apa yang ada dalam benak pemilik hape itu, karena dia tinggal di samping musholla, untuk apa dia membawa-bawanya.

Dalam ritual agama yang sakral saja orang seakan abai dengan tata tertib, maka memang wajar kalau dalam acara yang di dalamnya memungkinkan orang berbicara bahkan tertawa aturan-aturan disepelekan. Lalu masih layakkah bicara adab di sini, ketika orang-orang sudah tidak mengindahkan tatatertib, kesopanan, menimbang perasaan sesama. Bahkan ketika aturan itu diyakini berasal dari Tuhan sekalipun. Mungkin sudah tidak penting ngomong adab sekarang. Sekedar untuk canda-candaan saja cukup, seperti yang dilakukan seniman monolog di atas .

Tidak ada komentar: