Jumat, 28 Maret 2008

Blokir Situs Porno?

Saya terus bertanya-tanya untuk beberapa hari belakangan. Bertanya pada jin pendamping tentunya, soalnya kalau bertanya pada manusia jawabannya suka ngaco. Tapi bertanya kepada jin juga tak kalah ngaco.

Ini tentang upaya pemerintah memblokir situs-situs porno di internet. Apa tujuan pastinya? Beberapa hal memang disebut, seperti maraknya pelajar SMP – SMA yang mengakses situs semacam itu yang  membuat  khawatir para orang tua, dan ini tentang kondisi moral bangsa di masa depan.

Tapi kalau untuk melindungi generasi muda dari pengaruh buruk pornografi bukankah, akan lebih baik kalau diintensifkan budaya dialog orang tua-anak. Kampanyekan pentingnya kedekatan orang tua dan anak. Bebaskan anak berekspresi selama masih memiliki alasan dan bertanggung jawab.

Rrasanya mengakses gambar mesum di internet (secara sembunyi-sembunyi) masih mungkin meninggalkan perasaan bersalah seandainya diketahui bahwa hal itu berdampak negatif. Dan tentunya tetap menyisakan kesadaran bahwa yang dilakukannya itu beresiko. Kesadaran yang demikian saya pikir memungkinkan seseorang untuk memperbaiki keadaan yang ia sadari mengganggu pada dirinya. Tinggal bagaimana orang tua dalam dialog membantu penyelesaian masalah yang ada.

Menurut saya yang perlu kita lakukan adalah penguatan kesadaran positip itu. Dan karena yang disasar adalah generasi muda, mestinya pengambil kebijakan menghindari cara pemaksaan. Mereka adalah kelompok yang sedang siap-siapnya melakukan pemberontakan. Apalagi ketika pornografi telah menjadi (seakan-akan) legal di masyarakat kita.

Menyimak tentang (seakan-akan) legalnya pornografi di tengah-tengah kehidupan kita adalah ketika dengan mudahnya kita menemui hal-hal yang merangsang syahwat kita di manapun dan kapanpun. Di dalam rumah, di jalanan, bahkan di sekolahan. Media-media yang beragam dan bisa diakses bebas oleh siapapun seperti vcd, bioskop, televis, koran, majalah bisa dikatakan selalu mempertontonkan semua itu. Melarang situs porno yang mengaksesnya sembunyi-sembunyi tapi membiarkan majalah-majalah yang bisa disaksikan di pinggir-pinggir jalan jelas bukan tindakan yang menunjukkan kesungguh-sungguhan.

Tidak ada komentar: