Penetapan nomor urut
capres-cawapres oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum), sebagaimana kita tahu
telah berlangsung dengan cara diundi. Disiarkan langsung beberapa stasiun
televisi, caranya adalah dengan masing-masing capres mengambil sebuah benda
panjang bulat yang tertutup rapat, yang di dalamnya ada selembar kertas
bertuliskan angka satu dan angka dua. Dengan modal ketidaktahuan, masing-masing
capres pasrah saja mengambilnya, dan pada akhirnya mereka harus menerima apapun
yang terjadi. Hasilnya sudah diketahui bersama, Prabowo-Hatta nomor urut satu
dan Jokowi-JK dapat nomor urut dua.
Bukan saya yang menyebut
peristiwa itu sebagai undian, tapi secara resmi memang dikatakan bahwa itu
acara undian. Dan sudah sama kita tahu, undian itu sama saja dengan untung-untungan.
Apa itu untung-untungan? Orang yang bekerja keras dengan orang yang santai
memiliki kemungkinan yang sama dalam mendapat hasil. Orang yang berhak bisa saja menderita kecewa
karena yang mendapat orang lain yang tidak punya kepantasan untuk memiliki.
Kenapa tidak dari awal
ditetapkan, misalnya untuk menguji kesungguhan atau kemampuannya bermain strategi, KPU
memberi batas waktu tertentu pada masing-masing pasangan untuk datang
mendaftarkan diri sebagai peserta pemilu dan siapa yang mendaftar pertama
mendapat nomor urut satu. Hal ini jelas nilai positifnya, orang-orang bisa
menyaksikan bagaimana masing-masing peserta pemilu dengan sadar berusaha
mendapatkan nomor yang diinginkan. Yang ingin nomor urut satu bisa saja
subuh-subuh sudah nongkrong di depan gerbang kantor KPU, yang ingin nomor
terakhir bisa datang sore hari menjelang tutup jam kerja. Bisa diketahui banyak orang peristiwanya dan
jadi bahan pertimbangan pula bagi para penentu (di sini penentunya para
pencoblos), kan ketahuan calon presiden mana yang biasa sholat subuh dan yang
senang santai.
Tapi memang budaya
untung-untungan sudah sepertinya memang khas milik kita. Sudah jalas asas yang
kita anut musyawarah dan mufakat, ternyata model voting yang berjalan. Berdebat
demi memperjelas untung rugi, karena ingin gampang dalam menuntaskan masalah
pada akhirnya diadakan pemungutan suara. Dan semua itu tidak pernah dianggap
sebagai aib, apalagi tak ada ulama yang memfatwakan praktek itu haram, padahal
jelas lebih banyak jeleknya dibanding untungnya dan ada sesuatu yang lebih baik yang layak dicoba
atau diperjuangkan.
Dan tentu saja pemilihan
presiden yang akan kita lakukan nanti, atau yang sudah-sudah pun merupakan
praktek yang sama, maka tak aneh kalau kita lebih sering kecewa lalu
menyalahkan diri sendiri dengan naif. Demi demokrasi? Saya kira tidak kalaupun
alasannya adalah demokrasi itu sendiri.
Dalam hal ini saya tidak
menyalahkan rakyat banyak, apalagi harus menyalahkan diri sendiri karena ikut
memberikan suara. Sejak awal ikut pemilu saya sudah pakai akal dalam memilih,
saya tak pernah sekedar ikut arus, dan ketika dihadapkan pada ketidakjalasan
yang kemudian saya merasa ada judi atau untung-untungan di sana maka saya
memutuskan tidak terlibat. Saya pada beberapa pemilu golput, karena saya tak
bisa memaksakan diri melangkah dalam gelap sementara saya punya keyakinan diam
lebih baik.
Sampai di sini kita tak
bisa terus-terusan menghalalkan judi ini. Berat memang untuk berdaya dan
memperjuangkan cara tebaik dalam berjuang membentuk hidup yang kita inginkan
bersama. Orang-orang di dunia sana boleh pakai cara apapun, kita mestinya punya
cara sendiri yang pas sesuai akal (sehat) kita. Saya melihat model Orde Baru
lebih baik dari cara sekarang, tentu butuh perbaikan-perbaikan di sana. Untuk pemilu
saat ini, orang pandai saat berada di bilik suara akan tidak berbeda dengan
orang yang paling bodoh sekalipun, keduanya dengan keyakinan yang dimiliki tak
bisa berbuat banyak dalam berikhtiar.
Gambar: tempo.co
4 komentar:
Aku baru tahu hasil undiannya di sini :P
Aku kok mau ketawa lihat foto mereka. Si Prabowo sama Hatta berdiri tegap gitu sementara si Jokowi-JK kayak santai hahaha
Untje: bahkan ketika Prabowo salaman sama mega, prabowo pakai hormat segala sementara mega seperti acuh tak acuh saja
Mungkin cz jokowi JK datengnya make bajaj ke kantor KPUnya ..jd...kedapetan no 2 ..
#cuma prediksi sy doang sih ^^
di undi biar tidak royokan nomer, masa satu nomor buat dua pasangan atau....siapa tahu dapat hoki yang bagus he he he
Posting Komentar