Rabu, 18 September 2013

Ke Kuburan atau Ke Neraka

Saya yakin siapa pun anda pasti merasakan betapa berada di jalanan sekarang ini sangatlah menakutkan karena penuh ancaman.  Siapa pun anda adalah pejalan kaki. Kalau dulu di jalanan ancaman datang dari preman tukang jambret dan penodong yang kini hanya ada di tempat tertentu dan mudah dihindari, sekarang ancaman datang dari orang "baik-baik" dengan kendaraan yang dikemudikannya, yang sulit dihindari. Entah kendaraan roda empat atau roda dua, mereka sudah jadi monster menakutkan yang kalaupun saat ini kita belum kena terkam tapi mental kita sudah dibikin babak-belur.


Beberapa bulan lalu di jalan kampung saya ditabrak mobil, lalu beberapa minggu lalu di jalan tol anak umur 13 tahun menghajar tujuh orang sampai mental ke liang kubur.  Saya kira jumlah kendaraan yang terus bertambah karena kepemilikannya mudah, juga mudahnya mendapat Surat Ijin Mengemudi (SIM) yang jadi masalah pokoknya. Kita lihat banyak anak-anak yang pastinya tak memiliki SIM bisa kebut-kebutan bukan saja dengan sepeda motor tapi dengan mobil. Di kota atau di desa, sama saja.

Semua itu menurut saya tidak benar-benar diurusi, maka lihat saja jalanan penuh dengan kendaraan siang dan malam sementara laku pengendaranya memprihatinkan. Trotoar yang mestinya untuk pejaalan kaki pun diambil oleh motor, zebra cross yang mestinya untuk jalan penyebrang jadi tempat berhenti, bahkan saat banyak orang menyebrang jalan pun masih ada kendaraan yang terus menerabas, semua berlangsung dan dimaklumi.

Kemudian ada yang baru, mobil murah. Kalau Gubernur DKI Jokowi tak suka dengan mobil murah ini memang semestinya begitu, karena yang dibutuhkan sekarang adalah angkutan umum yang murah. Tapi negri ini memang sudah tidak jelas arah tujuannya, maka yang penting ngebut--melaju secepat-cepatnya--entah akhirnya sampai di mana, ke kuburan atau ke neraka.

Tidak ada komentar: