Rabu, 22 Juni 2011

TKI Dipancung Pemerintah Tetap Untung

Ribut kematian Ruyati, salah satu TKI di Arab Saudi yang dipancung karena membunuh majikannya kembali membuat saya geleng-geleng kepala. Karena selalu ribut-ribut semacam ini tak jelas fokusnya sehingga tidak mengatasi apapun kecuali menambah masalah. Aksi demo di depan kedutaan Arab Saudi, mencaci maki mereka biadab dan meminta pengiriman TKI dihentikan jelas tindakan emosional. Padahal yang kita butuhkan adalah memahami persoalannya, apa sesungguhnya yang terjadi.


Sudah sering kasus TKI menjadi korban kekerasan di luar negeri dan di dalam negeri, muncul di media massa dan pemerintah tak pernah sungguh-sungguh mengatasinya. Tenaga kerja di pabrik-pabrik di dalam negeri pun umumnya menderita dengan upah rendah yang mereka terima dan aturan yang tak berpihak kepada mereka. Hal ini yang harusnya jadi kajian utama mereka yang menganggap diri peduli dengan penindasan yang dialami sesama warga. Karena masalahnya ada di dalam, pada pemerintah/penguasa yang abai dengan tugas-tugasnya.

Soal pembunuhan di Arab Saudi, harusnya juga mudah dipahami mengingat hukum dan temperamen  manusia di sana memungkinkan hal itu terjadi. Menyalahkan mereka menerapkan hukum yang berlaku di negaranya yang dikenakan pada warga negara kita jelas tidak tepat. Saya mengandaikan orang yang memasukkan anaknya ke kandang macan, kalau anak itu kemudian dimakan si macan mestinya sebagai manusia yang bernalar tak ada alasan menyalahkan macan itu. Karena macan memang binatang buas yang dikenal pemakan daging. Dan selama ini TKI yang dikirim ke luar negeri tak sedikit yang bisa dikatakan sengaja dijadikan umpan binatang buas. Banyak TKI yang dikirim ke luar negeri, khususnya yang ke Timur Tengah, mereka  tanpa bekal keterampilan memadai bahkan banyak yang tak melalui prosedur. Dan selama ini pemerintah tak berbuat banyak untuk memperbaiki masalah ini.

Yang harus dituntut jelas pemerintah. Mereka telah difasilitasi dan dibayar mahal untuk mengurus dan menyejahterakan seluruh warga negara dan tak sanggup melakukannya. Mereka hidup mewah di tengah penderitaan rakyat yang jadi tanggungjawabnya. Kita jangan sampai salah sikap terus dengan menunjuk ke arah yang salah. Hanya karena penguasa kita berkulit sama dan murah senyum  kemudian kita menganggap mereka dipihak kita, ini jelas menguntungkan mereka yang pada kenyataannya adalah penindas.

Menuntut Arab Saudi di Dewan HAM PBB atas tindakan menghukum TKI yang telah dinyatakan bersalah dalam proses hukum, sangat memalukan. Kuman di seberang lautan kita ributkan, gajah di pelupuk mata tak dianggap, begitu kata pepatah. Masalah besar ada di pelupuk mata kita, yaitu kecongkakan penguasa dengan segala tipu muslihatnya, adukan mereka ke Dewan HAM PBB karena telah memiskinkan dan membunuh secara perlahan warga negara dengan sistematis kalau memang sungguh-sungguh bersikap.

18 komentar:

Penghuni 60 mengatakan...

pedas amat judulnya sob...
:)

M A Vip mengatakan...

cabe lagi murah, bro.

attayaya-pepatah mengatakan...

aaaah pemerintah lari dari tugas
tutup mulut tutup mata tutup telinga

Corat - Coret [Ria Nugroho] mengatakan...

tp pemerintahnya gak mau disalahin ckckckck

Muhammad A Vip mengatakan...

attayaya:hati mereka juga
ria:begitu deh

octarezka mengatakan...

wahh...dsini ngebahs kasus ini jg ya,moga bs sampe k telinga pemerinth =)

Fridigraph mengatakan...

ngeriii..

Salam dari blogger Jogja :)

Muhammad A Vip mengatakan...

rezka:semoga gak ngamuk
Fridi:salam juga

niee mengatakan...

bener mas, kita emang harus udah konsekuensi sebelumnya, dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Jadi klo udah jadi TKI di suatu negara pasti harus mengikuti hukum dinegara tersebut.

Anonim mengatakan...

hm..
Pandangan yang bijak

Muhammad A Vip mengatakan...

niee: siplah
junius:bijak? hehe

Data ku mengatakan...

begitu ya hukuman di luar negeri
keras

alkatro custom domain mengatakan...

ane setuju banged judulnya , mangtaf

co,ccnya mendingan dibalikin ke blogspot mas.. seperti waktu dicolongnya komacuma.tk dulu ini beda dikit karena lagi diusir mbah gugel
tapi kalo gak mikirin masalah seo dkk, tetaplah bertahan .. hehe

Muhammad A Vip mengatakan...

ya, saya pilih bertahan.

Igniel mengatakan...

udah jadi babu di negeri orang, jadi babu di negeri sendiri juga.
Dibilangnya aja pahlawan devisa, tapi pemerintah secara nggak langsung ngebabuin TKI buat nyari duit bakal pemerintah

Muhammad A Vip mengatakan...

lain:bener itu.

Dihas Enrico mengatakan...

tp kadang kita sudah terkonataminasi arabisme...

kenapa kita tidak menyalahkan bangsa arab yang "memperbudak" dan kurang berakhlah seperti memperkosa dan lainnya....??

kadang pemerintahan punya koridor namun sepertinya indonesia terlalu ingin mepresentasikan bahwa dirinya adalah bangsa yang ramah dan pemurah.... :P

Muhammad A Vip mengatakan...

menyalahkan pun ada prioritasnya, salahkan dulu yang paling dekat dengan kita. jangan langsung ke yang jauh, jatuhnya nanti bersangka buruk.