Selasa, 09 Februari 2010

Dari Seniman Untuk AIDS


Kasus HIV dan AIDS terus meningkat secara cepat. Menurut laporan dari Departemen Kesehatan, sampai dengan September 2009, secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sejumlah 18.442 dari 32 propinsi yang melaporkan. Rasio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah tiga berbanding satu. Hal ini karena penyebaran secara horisontal terjadi tanpa disadari oleh laki-laki dewasa yang terinfeksi HIV tetapi tidak terdeteksi. Keadaan ini menyebabkan mata rantai penularan HIV antar penduduk. Bukti nyata dari kondisi tersebut adalah dengan ditemukannya kasus di kalangan ibu-ibu rumah tangga yang kemudian menularkan HIV kepada bayi mereka.

Kutipan di atas diambil dari sambutan Dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH dalam buku katalog pameran dan lelang lukisan yang bertajuk Art for AIDS. Acara pameran dan lelang ini, yang pelaksanaannya digagas oleh Syair Untuk Sahabat Foundation (SUSF) bertujuan menggalang dana sebagai wujud kepedulian pada persoalan kian pesatnya penyebaran HIV dan AIDS, juga telah begitu banyaknya korban di masyarakat kita. Dijadwalkan pameran berlangsung dari tanggal 9 sampai 14 Februari 2010 di Bentara Budaya, Jalan Pal Merah Selatan No. 17 jakarta.

Kasus HIV dan AIDS ini fenomenanya seperti gunung es, menurut Menko Kesra Agung Laksono yang Selasa malam kemarin membuka acara pameran dan lelang lukisan tersebut. Hal itu tampak jalas dari tayangan film dokumenter yang diputar. Betapa telah begitu banyak anak-anak yatim piatu yang mengidap virus mengerikan ini sedari kecil bahkan sejak dari dalam kandungan. Mengagetkan bagi kita yang selama ini acuh tak acuh saja. Dari data yang disebut tak ada satupun propinsi di Indonesia yang bebas AIDS, bahkan hampir separo kabupaten di negeri ini ditemukan HIV. Dari sambutan Sekjen SUSF Yudhi F. Oktaviadhi diketahui jumlah kasus yang terdata lebih besar lagi, yaitu 46.702 kasus di 32 propinsi. Disebutnya ini bencana kemanusiaan, bencana nasional karena 80% orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) adalah usia produktif, usia 20-309 tahun.

Fenomena gunung es ini benar-benar membutuhkan keseriusan bersama. Betapa penyebarannya yang masif menuntut kita sadar betul bahwa virus berbahaya ini telah mengepung kita bahkan mungkin telah ada di sekitar rumah kita. Dalam suatu tayangan hasil kerja tim SUSF yang melakukan penyisiran di dua RW di daerah Kebon Pisang selama dua bulan menghasilkan satu galon jarum suntik yang ditemukan di tempat-tempat umum seperti di sela-sela dinding rumah, lobang angin dan tempat sampah. Kita tentu tahu jarum suntik adalah salah satu media penular virus ini. Telah jadi berita umum juga betapa prilaku seks bebas merajalela di masyarakat. Prostitusi hadir dengan wujud yang kian beragam. Laki-laki dewasa kini mudah memanfaatkan gadis-gadis di bawah umur untuk kesenangan dengan modal sebatang rokok atau semangkok baso. Dalam keseharian juga mudah kita temui di gang-gang sempit dalam perkampungan atau di taman kota ABG dengan pakaian seronok berasyik masyuk dengan bebas. Mobilitas massa pun begitu cepat dan tak terkendali, menjadikan sesuatu yang dulu kita anggap mustahil mengenai diri kita, kini menjadi mungkin.

Telah banyak yang peduli dengan persoalan ini, dan kini SUSF yang di dalamnya berderet artis-artis muda ternama seperti Luna Maya, Rissa Susmex, Enno Lerian dan yang lainnya menambah jumlah lembaga yang mencoba terus menggugah kesadaran kita untuk waspada dan peduli. Waspada dengan menjaga prilaku diri dan peduli dengan terus mensosialisasikan masalah HIV dan AIDS ini dalam banyak kesempatan kapan dan di manapun.


Gambar: maziman.wordpress.com

Tidak ada komentar: