Lagi seorang selebritas dari dunia
politik menggemparkan media massa, seorang politikus dari Partai Demokrat yang
beberapa waktu terakhir namanya jadi berita di koran-koran nasional dan jadi
gunjingan di medsos, Andi Arief tertangkap atau ditangkap karena masalah
narkoba. Mengejutkan walau tidak mengagetkan (entah apa maksudnya ini). Saya
terkejut saat pertama membaca beritanya, tapi sejenak saya sudah menganggap ini
kasus yang bisa menimpa siapa saja kapan saja. Dia bukan yang pertama dari
kalangannya yang terjerat masalah seperti ini.
Bagi saya yang tak pernah sekalipun
mabuk, entah karena narkoba atau minuman, prilaku mereka yang suka mabuk-mabukan
jelas membingungkan. Walau begitu saya menyadari bahwa banyak dari mereka yang
memanfaatkan barang-barang yang memabukkan itu memiliki alasan. Seseorang yang
hidup penuh tekanan dan hampir sulit untuk lepas dari beban yang ditanggungnya
setiap hari, mungkin bisa terbantu oleh benda seperti narkoba ini. Meskipun
pada kenyataannya lebih banyak mereka yang mabuk-mabukan cuma karena terjebak keadaan.
Beberapa hari lalu saya ikut nimbrung
dengan anak-anak esde yang asyik ngobrol atau lebih tepatnya bertanya sekaligus
bercerita. Seorang anak bertanya pada temannya yang masih kelas tiga esde tentang
pengalamannya teler setelah minum Antimo sekaligus beberapa sachet. Setelah
yang ditanya pergi, anak-anak yang masih
ngumpul pun membicarakan --sambil tertawa-- peristiwa yang sehari sebelumnya
mereka alami. Anak-anak esde mabuk bukan sesuatu yang aneh sekarang, mereka
sudah akrab dengan Komix dan yang sejenis yang belakangan telah jadi tren (entah
siapa yang memulai).
Anak-anak mabuk pasti karena
pergaulan, mereka sangat mungkin tidak pernah ingin mabuk atau butuh teler untuk
lepas dari beban hidup. Mereka ikut-ikutan teler karena lingkungan tempat dia
bermain telah terbiasa dengan teler-teleran. Lalu apakah orang dewasa yang teler
bisa melakukan kegiatan telernya itu bukan karena pergaulan? Mungkin saja,
seperti pengalaman saya menyukai musik metal dan senang baca buku atau nge-blog, semua itu tumbuh dalam
kesendirian. Dalam pergaulan di desa hampir tigapuluh tahun lalu tak ada teman
yang suka nge-rock dan senang baca buku, tapi saya bisa suka Nirvana hanya karena kebetulan menonton
videonya saat menunggu tayangan sepakbola di TVRI dan hingga kini saya bisa bicara panjang lebar tentang musik rock
dengan sumber dari membaca yang kegemaran membaca saya pun tumbuh kembang di
tengah manusia-manusia yang suka mengolok-olok orang membaca.
Jadi mungkin saja orang kecanduan
narkoba karena merasa butuh karena mendapat informasi lalu mencari dan
mengonsumsi secara sembunyi-sembunyi. Dan kita tahu kini narkoba sudah
merajalela, menyebar di mana-mana, menyasar siapa saja tak peduli miskin atau
kaya, butuh atau tidak. Sekarang Andi Arief tertangkap, yang lain tinggal
menunggu giliran saja karena saya yakin banyak dari mereka yang tukang teler. Istilahnya,
nunggu sial. Biar sembunyi-sembunyi dan hanya Tuhan yang tahu kebiasaannya itu,
kalau sudah waktunya karena Tuhan tahu maka Si Sial pasti datang juga.
Semoga saya dan anda yang baca
tulisan ini selalu bahagia, sehingga tak lagi perlu narkoba karena sayang bahagia
diabaikan walau sejenak dengan mabuk atau teler.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar