Hari ini (`16-11-2016)
Ahok telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penistaan agama. Ahok alias
Basuki Tjahya Purnama gubernur DKI non aktif sejak sebelum penetapan statusnya dalam kasus penistaan agama sudah
diprediksi akan jadi tersangka bahkan sangat mungkin disalahkan. Mengerikan saja
membayangkan bagaimana jadinya andai Ahok dibebaskan dari tuduhan itu. Walaupun
jelas apa yang terjadi adalah upaya politik menghabisi Ahok .
Entah ini
menarik atau tidak untuk dicermati, faktanya mereka yang ikut membenci Ahok
sesungguhnya tak benar-benar paham dengan apa yang sedang terjadi. Sehingga mereka yang sudah kadung suka sama
Ahok yang selama ini sepakterjangnya bikin orang acung jempol—terutama dari
kalangan muslimin—seakan tengah ditempatkan di ruang antara: bela Ahok atau
ikut menuduh menista agamanya. Anak-anak tentu tak punya beban memaki-maki
Ahok, tapi orang dewasa yang menghargai akal bersikap hati-hati (bahkan bisa
dikatakan bingung). Informasi yang sumbernya hanya televisi jelas tidak
membantu menjelaskan duduk perkaranya.
Kenyataan ini
bisa dirasakan ketika selalu saja ada pertanyaan: “sebenarnya bagaimana sih,
Ahok?”, “bener tidak sih yang dituduhkan ke Ahok?”, pertanyaan yang bikin jidat
mengkerut karena yang bertanya setiap hari nongkrong di depan televisi dan
mengikuti berita. Apa benar Ahok menista agama, bagi saya yang beberapa kali
melihat Ahok langsung dalam beberapa kesempatan dia jadi pembicara diskusi,
lalu mendengar cerita bagaimana sepakterjangnya sebelum jadi wakil gubernur
lalu jadi gubernur dan bagaimana dia jungkir balik mengatasi masalah selama
jadi gubernur dan menyimak latar belakang keluarganya rasanya sulit menerima
tuduhan itu. Saya setuju akhirnya dengan pendapat Buya Syafii Maarif, bahwa
Ahok tidak berniat jahat. Gus Mus atau KH.
Mustofa Bishri berpendapat kasus ini digoreng dengan mencatut agama.
Perlu diingat
Ahok memang ceplas-ceplos saat berbicara dan penuh semangat, jika sampai
terpeleset lidah sepeti pada kasus ini mestinya harus benar-benar cermat
melihat detil masalahnya. Tapi bisa dipahami, Ahok banyak musuhnya dan mereka
tidak tahu harus bagaimana mengalahkan Ahok dengan cara kesatria, maka tak aneh
kalau akhirnya ada yang seperti sekarang ini.
Apakah Ahok
menista agama Islam bagi saya tidak. Ahok banyak berbuat yang manfaat selama
ini bagi kaum muslim, perbuatannyalah yang lebih layak disimak mestinya. Maka ketika
sedang duduk di masjid ada yang bertanya apakah Ahok menista agama, saya jawab
yang menista agama adalah orang-orang yang setiap hari nongkrong di masjid tapi
yang dilakukannya membicarakan keburukan orang lain. Agama melarang bergunjing,
dan bergunjing dilakukan di masjid, kalau sudah begini saya jadi membayangkan
Ahok tiba-tiba bersyahadat menyatakan diri menjadi muslim, kira-kira apa yang
terjadi?
3 komentar:
wakul ngglimpang iku
gara-gara si gundul gundul pacul sing gembelengan
ketika gundule isih sering pada ucul,
maka akan sulit membedakan antara kenyataan dan fatamorgana
di sekitar kita, termasuk saya wkwkwkk
Aku setuju dengan artikel ini. Jangan-jangan kita sendiri yang menistakan agama, sholat tidak mau ,zakat ogah. Tapi tangan jemari mudah menunjuk keorang lain. Ini mirip dengan iklan, katakan tidak pada koruspsi tapi mereka sendiri yang korupsi, lucu juga ya ?
alkatro: ya, memang sekarang kita dibikin buta warna, nasib anak zaman
jang karu: mungkin lebih baik rumangsa jelek daripada merasa baik, apalagi sampai menganiaya orang yang belum tentu musuh
Posting Komentar