Minggu, 17 Juli 2011

Wanita di Peron Stasiun

Merinding dan merinding. 

Ketika saya semalam melihatnya benar-benar merinding. Waktu itu saya melihat ke kanan ke kiri mencoba tahu bagaimana reaksi manusia-manusia yang ada di sekitar saya yang ternyata mereka asyik dengan diri sendiri atau dengan teman bicara masing-masing. Rasanya mereka semua melihat juga apa yang saya saksikan tapi karena tak tahan juga akhirnya mereka pura-pura tak mengetahuinya. Mungkin itu, dan saya tak bisa seperti mereka.


Di depan saya duduk seorang wanita yang tak jelas berapa umurnya karena tampang dan bajunya begitu kucel dan tak sedap lama-lama dipandang. Dia duduk menyender pada tiang besi di peron stasiun kereta Manggarai. Tepatnya sesekali dia menyandar, mungkin untuk melepas pegal di punggungnya karena dia lebih sering menunduk melihat ke arah selangkangannya. Kedua tangannya bergerak-gerak pelan yang ternyata dia sedang mengelap kemaluannya. Ini yang membuat saya merinding.

Rupanya perempuan itu sedang menstruasi dan dia mengelap darah yang keluar itu di peron stasiun di sekitar kerumunan orang yang sedang menunggu kereta. Dia gunakan apa saja sebagai lap, karena memang tak ada yang dia punya. Dia ambil kertas yang ada di sekitar duduk atau kantong pelastik yang dibuang orang begitu saja bekas bungkus makanan. Ampun…saya tak sengaja melihatnya dan benar-benar merinding. 

Tak bisa berbuat apa-apa saya hanya mengutuki dunia tempat berpijak. Kenapa harus ada yang seperti itu di tengah masyarakat yang gila pamer harta benda dan sibuk mengeruk uang.

2 komentar:

Vicky Laurentina mengatakan...

Eww! Tidak bisakah dia mengemis dan gunakan uang hasil mengemisnya untuk beli pembalut??

Muhammad A Vip mengatakan...

kalopun ada duit pasti untuk makan