Sabtu, 05 Januari 2008

Kompor Gas Beraksi di Hari Kurban



Ketika ramai di banyak tempat hewan-hewan dipotong sebagai Kurban di Lebaran Haji, di Tebet –tepanya di Tebet Dalem III, Tebet, Jakarta Selatan- terjadi kebakaran yang menewaskan seorang ibu rumah tangga. Kecelakaan ini –seperti diberitakan sebuah koran di Ibukota- terjadi akibat meledaknya tabung gas. Rupanya tabung gas pun ingin makan kurban ( aslinya korban).

Fakta akhirnya membuktikan, tabung gas yang kini sedang giat-giatnya dibagikan kepada warga telah mempertontonkan sebuah resiko. Resiko yang sebenarnya sudah ramai diomongkan dari awal-awal pembagian tabung gas berlangsung. Resiko yang ketika jadi perbincangan dianggap sebagai omongkosong.

Banyak yang diam, memang. Tapi ini cuma sesuatu yang khas saja karena merasa sudah diberi. Namun ketika harus jujur, grutuan pun tak bisa dihindarkan. Sebagai contoh: ada kompor yang baru dipakai seminggu knop pengatur nyala apinya sugah rusak. Dan sebagai bagian dari masyarakat yang mendapat jatah dari acara bagi-bagi yang katanya gratis ini, saya tidak bisa berbohong tentang kecemasan yang selalu muncul ketika hendak menggunakan kompor ini. Omongan tetangga yang katanya slangnya jelek-lah atau apa-lah, sulit untuk diabaikan begitu saja. Sekarang korban telah jatuh.

Setiap isi ulang pun saya selalu stres, karena beberapa kali isi ulang selalu bermasalah, untungnya si penjual gas tanggap seperti menyadari aneka kemungkinan yang bisa terjadi. Pernah regulatornya macet, hubungan kepala tabung dengan regulator bermasalah; pas regulatornya sudah terpasang dan kran dibuka ternyata gas nyemprot keluar. Saya keluhkan ke tetangga dan mereka punya keluhan yang sama. Maka wajar masih banyak warga yang lebih memilih minyak tanah dari pada gas.

Sampai di sini dapat disimpulkan bahwa kekhawatiran warga sangatlah beralasan. Maka pemerintah harus maklum dan lebih dari itu harus mengupayakan cara terbaik dalam menjalankan agenda-agenda yang ada. Cara instan dan gaya yang terburu-buru tidak layak untuk dipakai dalam mengatasi masalah-masalah serius bangsa.

Tidak ada komentar: