Sembrono dan tidak peduli lingkungan.
Saya kira sebutan itu tidak berlebihan untuk prilaku warga di musim kemarau ini
yang membakar sampah asal-asalan. Sselain
membuang sampah ke sungai, belakangan saya perhatikan warga juga membakari
dedaunan dan rumput kering di sembarang tempat. Saya juga sering membakar
sampah di pekarangan rumah, tapi dikumpulkan terlebih dahulu sebelum dibakar. Juga
tak dibiarkan begitu saja, karena bisa ssaja ada api diterbangkan angin dan
membakar rumah.
Yang saya risaukan adalah membakar sampah
tanpa bertanggungjawab menjaganya. Beberapa hari lalu di desa saya pekarangan
yang dipenuhi pohon bambu terbakar tanpa diketahui siapa pembakarnya. Pekarangan
seluas dua kali lapangan sepakbola yang bersebelahan dengan area pemakaman itu
dijalari api selama beberapa jam. Sampah dauh bambu kering dipastikan habis,
tapi banyak pohon bambu ikut terbakar dan mati tentunya. Untungnya kebakaran
tidak menjalar sampai ke rumah warga.
Mungkin saja orang-orang itu yang
membakari daun dan rumput kering sudah memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan
yang bisa terjadi, namun alangkah baiknya kalau sampah yang mau dibakar itu
dikumpulkan. Pohon-pohon yang terbakar pun walau tak hangus seluruhnya dan
tidak mati, juga merupakan makhluk hidup yang harus dijaga. Apalagi kalau
bakar-bakarannya di pekarangan milik orang lain.
Kasus kebakaran hebat yang berawal
dari laku sembrono sudah banyak terjadi. Di desa yang rumah warganya belum
terlalu berhimpitan memang jarang terjadi kebakaran seperti di kota besar yang
bisa menghanguskan ratusan rumah, tapi sikap asal-asalan jika terus menjangkiti
warga suatu saat bencana besar pasti akan
tiba. Pemerintah mestinya melihat kemungkinan adanya bencana-bencana yang
menimpa warga, jadi harusnya memiliki program penyadaran yang terpadu. Bencana alam
yang kini rutin terjadi bisa saja disusul dengan bencana-bencana yang muncul
karena kecerobohan manusianya.
Membuang sampah di sungai, tak adanya
tempat pembuangan sampah, anak-anak tak diajari peduli lingkungan, orang tua
sibuk mencari uang, pejabat lalai pada tanggungjawab, uang negara tidak kembali
ke rakyat adalah sedikit masalah yang perlahan tapi pasti akan mendatangkan
bencana besar. Mari kita sadar, bencana datang tanpa permisi, tapi… sinyalnya
bisa dikenali.
2 komentar:
namanya bencana
bisa jadi ujian
cobaan dan sebagainya bahkan hukuman
DAN BISA JUGA BENTUKNYA SESUATU YANG MENYENANGKAN YA KANG?
Posting Komentar